Monday, January 27, 2014

Book Review : The Chocolate Thief


Judul : The Chocolate Thief
Pengarang : Laura Florand  
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka  
Tebal : 410 halaman 
Diterbitkan pertama kali : Mei 2013  
Format : Paperback
Target : Dewasa
Genre : Romance comedy (chicklit)  
Beli di : Gramedia

Blurb:
Paris-fashion, romantis, dan cokelat. Namun, tidak untuk wanita Amerika sepertiku. Aku sudah tidak tahan lagi berjalan (sok) anggun dengan high heels ini. Menurutku, Paris juga bukan kota teromantis di dunia. Dan tolong catat, semua ini berawal dari Sylvain Marquis yang dengan sombongnya menolakku untuk bekerja sama.

Oh, God! Apa dia tidak mengenaliku? Aku ini Cade Corey, pewaris takhta Corey Chocolate, perusahaan cokelat terbesar di Amerika. Oke, lihat saja .... Memangnya hanya dia satu-satunya pembuat cokelat terbaik di dunia ini?!

Buku ini tentang:
Cade Corey, miliuner, putri pemilik Corey Chocolate, perusahaan cokelat terbesar di Amerika, yang bermaksud merintis lini bisnis baru berupa cokelat premium. Dalam upayanya merintis bisnis ini, Cade datang ke Paris untuk menawarkan kerja sama bisnis pada Sylvain Marquis, pembuat cokelat terbaik Paris (bahkan dunia) untuk bergabung bersamanya. Tapi Cade lupa, bahwa tidak semua hal bisa dibeli dengan uang, termasuk Sylvain Marquis dan cokelatnya yang menolak mentah-mentah penawaran yang ia ajukan. Setelah menempuh berbagai usaha yang akhirnya gagal, Cade yang putus asa pun memutuskan untuk mencuri saja resep cokelatnya. Buku ini menceritakan tentang usaha Cade meraih keinginannya, perseteruannya dengan Sylvain, dan ketertarikan aneh di antara mereka berdua.
 
Kenapa memilih buku ini?
Saya tertarik pertama kali karena sampulnya. Sampulnya warna peach, one of my favorite color, bahkan cat tembok rumah saya pun warnanya ini. :D Kemudian gambar sosok perempuan yang melintas di depan menara Eiffel membawa tas belanja terlihat manis sekali, khas chicklit sekali. Yang kedua, karena judulnya, The Chocolate Thief, dan saya adalah fans berat cokelat. I need no more reason, sehingga saya yang waktu itu mampir ke Gramedia karena kepingin bacaan ringan akhirnya jatuh hati dan memboyong buku ini ke kasir.

Hal yang disukai dari buku ini?
Banyak menggambarkan makanan yang enak-enak. :D Mulai dari menggambarkan berbagai macam hal tentang cokelat dari bahan baku, cara membuat sampai hasil akhirnya, roti di bakery Prancis, menu di restoran Prancis yang sarat lemak, sampai acara memasak di dapur apartemen. Pokoknya, membaca buku ini membuat saya sering merasa tiba-tiba lapar. :D

Settingnya di kota Paris. Kota yang terkenal romantis ini membingkai manis sebagai latar kisah cinta tarik-ulur antara kedua tokohnya. Cara penulis mendeskripsikan jalanan Paris yang elegan, Seine dengan air yang berkilau, dan bangunan-bangunan pentingnya yang diturunkan sebagai warisan beratus tahun. 

Cara penulis menggambarkan sifat dan hubungan kedua tokohnya yang sama-sama egois dan keras kepala, cukup menarik dan membuat saya tersenyum bahkan tertawa di beberapa bagian. Rasanya seperti melihat drama remaja Korea dimana tokoh utama pria dan wanita berantem melulu sepanjang waktu, padahal sebenarnya sama-sama saling menyukai.

Hal yang kurang dari buku ini?
Alur cerita mudah ditebak, khas chicklit. Dari bab pertama saya sudah menduga bahwa hubungan Cade dan Sylvain akan berkembang menjadi hal yang romantis.  

Terjemahannya. Waduh, ini sempat mengganggu banget di awal membaca buku ini. Entah saya yang kurang mampu memahami kalimat terjemahannya atau versi bahasa aslinya memang begini? Saya bahkan curiga ada paragraf yang diterjemahkan mentah-mentah dari Google Translate. :D Ya, pokoknya, menurut saya kurang mengalir begitulah penulisan kalimatnya. Saya adalah tipe pembaca lambat yang berusaha memahami setiap kalimat dengan membacanya baik-baik, kadang satu kalimat saya baca beberapa kali. Menerapkan kebiasaan tersebut pada buku ini justru menyulitkan saya, karena kalimatnya - ya itu tadi, kadang dibaca malah bikin bingung yang baca. :D Saya baru bisa menikmati buku ini, maksudnya terbiasa dengan cara penulisan kalimatnya, setelah melalui kurang lebih 150 halaman atau sepertiga buku ini. Dan ternyata caranya dengan membaca cepat. Maksudnya nggak usah diresapi bener-bener tiap kalimatnya, dibaca sekali saja terus bablas, eh malah jadi dapet "feel"nya.

Buku ini banyak menggambarkan momen kedekatan antara Sylvain dan Cade yang cukup intens, malah saya berpikir kadang terlalu banyak digambarkan. Tidak sampai adegan yang harus disensor sih, tapi tetap saja kalau terlalu sering, lumayan mengganggu juga. Memangnya nggak bisa ya, Cade dan Sylvain bertemu atau saling memikirkan tanpa berfantasi ke arah "situ"?

Karakter favorit:
Sylvain Marquis. Arogansinya, egonya, seleranya yang tinggi, kata-katanya yang ketus, namun sekali jatuh hati ia akan sungguh-sungguh memberikan hatinya. Dan juga karakteristiknya yang, oh, sungguh charming. :D Caranya memperlakukan Cade, menariknya mendekat, kemudian memutus talinya dengan ketus dan membiarkan Cade menjauh. Lalu menyesal karena sesungguhnya ia sangat-sangat menyukai Cade. Ini tipe-tipe cowok keren tokoh utama drama remaja Korea yang cool, populer, dan jaimnya minta ampun, padahal sebenarnya suka setengah mati. Tipe yang mudah memikat pembaca romance seperti saya. :D

Christophe. Food blogger yang membuat sebal dan cemburu Sylvain ini sebenarnya sosok yang ramah, terus terang, lucu dan ceria. Sebenarnya dia bisa menjadi teman yang baik dan menyenangkan kalau saja Sylvain tidak selalu ingin melempari kepalanya dengan batu. Walaupun tentu saja, Christophe yang riang tidak pernah menyadarinya.

Karakter yang kurang disukai:
Chantal. Hahaha, perempuan cantik - modis - mungil - pirang - anggun - hobi belanja (you name it), dan punya segalanya yang bisa membuat semua perempuan di muka bumi iri, serta punya akses ajaib untuk mendekati tokoh utama pria, dan seperti biasa. Gimana nggak menyebalkan, coba. :D Tapi untungnya, dia hanya muncul sesekali.

Buku ini direkomendasikan bagi:
Yang ingin mencari bacaan ringan dan menghibur. Buku ini mungkin juga menarik minat bila anda adalah penggemar drama remaja Korea atau penggemar cokelat seperti saya. Cocok untuk bacaan di waktu senggang yang santai setelah hari yang melelahkan, sembari meneguk secangkir cokelat panas.

Berapa bintang:
Saya cukup terhibur dengan kisah cinta antara Cade dan Sylvain, walaupun sedikit terganggu dengan gaya penulisan kalimatnya (entah memang begitu atau karena terjemahannya), maka untuk buku ini saya memberikan tiga bintang.

Postingan ini juga menjadi salah satu review untuk New Authors Reading Challenge 2014.


post signature

No comments:

Post a Comment