Saturday, February 7, 2015

Book Review : Walking After You


Judul : Walking After You
Pengarang : Windry Ramadhina
Bahasa : Indonesia
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 328 halaman
Format : Paperback
Diterbitkan pertama kali : 13 Desember 2014


Masa lalu akan tetap ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkan kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.

Setelah sekian lama lebih banyak membaca buku luar atau terjemahan, ini adalah novel karya pengarang lokal pertama yang kembali saya baca. Saya memilih buku Windry Ramadhina karena rekomendasi rekan-rekan yang sudah membacanya, dan menurut mereka buku-buku Windry termasuk bagus.

Lalu bagaimana kesan saya setelah menyelesaikan buku ini? Sebagaimana banyak reviewer di Goodreads menuliskan kesan mereka : manis, manis, manis dan hangat. Ini adalah kisah yang manis, saya menikmati membuka setiap lembarnya dan merasakan hangat di dalam hati saat membacanya. Di beberapa bagian membuat saya tersenyum, di bagian lain saya turut merasakan pilu dan rasa bersalah dari masa lalu yang menghantui tokoh utamanya.

Ini adalah cerita tentang Anise (An), satu dari dua bersaudara kembar yang hidupnya terus-menerus dihantui rasa bersalah dari kecelakaan yang menimpa mereka dan merenggut nyawa Arlet, saudara kembarnya. Rasa bersalah itu membuat An melepaskan impiannya menjadi koki masakan Italia dan memilih mewujudkan impian saudara kembarnya untuk menjadi koki kue. Keadaan kian rumit karena An dan Arlet jatuh cinta kepada lelaki yang sama.

Novel ini adalah tentang bagaimana melepaskan masa lalu. Bukan dengan melupakannya, tapi dengan menerima dan memaafkan diri sendiri. Karena hanya dengan cara itu kita bisa melangkah maju menuju masa depan.

Tokoh favorit saya? Ooww...tentu saja Julian. Koki kue di Afternoon Tea, atasan An, yang bertampang dan bertingkah seperti tokoh-tokoh cowok di Drama Korea; yang kelewat serius, suka marah-marah, hobi menyembunyikan perasaan, tapi sebenarnya punya hati yang manis sekaliiiiii... :D

Saya menyukai cara bertutur Windry Ramadhina dalam buku ini, menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Terus terang saya lebih menyukai cerita yang ditulis dengan Bahasa Indonesia baku daripada yang bertaburan bahasa gaul macam "gue" atau "loe". Mungkin saja selera saya itu dipengaruhi dari latar belakang yang tidak berasal dari ibu kota, sehingga bahasa-bahasa gaul Jakarta itu terasa sedikit aneh di telinga saya. :D

Setelah membaca buku ini, saya jadi tertarik untuk membaca buku Windry yang lain. Untuk Walking After You, saya memberikan rating empat bintang.

Review ini diikutkan sebagai bagian New Author Reading Challenge 2015 kategori Support Local Author.

10 comments:

  1. Baca review nya aku terbayang cerita koMik jepang gitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagian Julian-nya emang mirip drama Korea-Jepang :)

      Delete
  2. Salam kenal. Membaca review ini saya jadi tertarik ingim baca bukunya juga. Mungkin karena merasaka hal yang sama kali ya, rasa bersalah di masa lalu heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan, barangkali bisa membantu melepaskan masa lalu :)

      Delete
  3. Replies
    1. Iya, recommended kok. Saya enjoy banget baca ini. :)

      Delete
  4. Kesannya romantis banget ya Mak. Nyari ah. Sudah lama gak baca buku :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, romantis, manis. Di beberapa bagian saya ikut tersenyum dan sedih bersama Anise. Silakan dicoba, Mak.

      Delete