Wednesday, October 1, 2014

Book Review : Eleanor & Park


Judul : Eleanor & Park
 Pengarang : Rainbow Rowell
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Ufuk Publishing House
Tebal : 420 halaman
Diterbitkan pertama kali : 2013
Format : Paperback
Target : Remaja
Genre : Young Adult Romance  


Eleanor was right. She never looked nice. She looked like art, and art wasn't supposed to look nice. It was supposed to make you feel something.

Two misfits.
One extraordinary love.

Set over the course of one school year in 1986, this is the story of two star-crossed sixteen-year-olds—smart enough to know that first love almost never lasts, but brave and desperate enough to try.


Buku ini tentang? 
Eleanor, gadis remaja 16 tahun, gemuk, rambut merah keriting mengembang, pakaian laki-laki yang kedodoran, semua yang akan membuat orang menganggapnya aneh.

Park, lelaki remaja 16 tahun, keturunan Korea, tidak pernah melakukan hal-hal aneh sepanjang hidupnya sampai ketika ia bertemu Eleanor.

Buku ini bertutur tentang kisah cinta Eleanor dan Park yang manis, tapi tidak terlalu manis. Park dan Eleanor bertemu untuk pertama kali dalam bus sekolah, ketika tak ada yang menawari Eleanor yang aneh untuk duduk, sehingga Park terpaksa harus menawarkan tempat duduk di sebelahnya. Eleanor segera menarik perhatian Park, penampilannya yang tidak biasa, sorot matanya yang tajam, suaranya yang tenang dan menjadi favorit guru kelas Bahasa Inggris, dan semua yang berhubungan dengan Eleanor - yang bagi Park terasa begitu misterius, begitu jauh. Park membiarkan Eleanor membaca komik yang dibacanya di dalam bus, kemudian Park mulai membawakan komik-komiknya untuk Eleanor setiap pagi, lalu membuat kompilasi album musik untuknya, bahkan memberikan baterai walkmannya. Park jatuh cinta kepada Eleanor yang aneh. Dan Eleanor pun merasakan hal yang sama terhadap anak Asia bodoh itu yang terus-menerus mengusiknya.

Kisah Eleanor dan Park didiiringi konflik, terutama dari sisi Eleanor. Tidak seperti Park yang berasal dari keluarga sempurna, ayah dan ibu yang saling mencintai, rumah yang nyaman, kakek dan nenek yang menyayangi, semua yang bisa dibayangkan dari sebuah keluarga ideal. Sementara Eleanor berasal dari keluarga yang berantakan. Ayah kandungnya telah bercerai dengan ibunya, meninggalkan ibunya bersama Eleanor dan ketiga adiknya. Ibunya menikah lagi dengan lelaki yang ternyata lebih brengsek dari ayahnya, dan mereka semua hidup miskin dalam rumah yang sempit yang bahkan tidak memiliki pintu kamar mandi. Konflik Eleanor terutama adalah dengan ayah tirinya yang nampaknya sangat membenci Eleanor, demikian pula sebaliknya. Ayah tirinya bahkan pernah mengusir Eleanor keluar dari rumahnya sehingga Eleanor harus hidup menumpang pada keluarga teman ibunya selama setahun, sampai keluarga itu terganggu dengan kehadirannya. Ketika Eleanor akhirnya kembali ke rumah ayah tirinya, hal-hal tidak kunjung membaik dan justru makin memburuk.

Mengapa memilih buku ini?
Yang pertama, karena tokoh utama pria bernama Park dan keturunan Korea. Mengingatkan saya pada Park Soo Ha dari serial drama Korea I Hear Your Voice nan imut dan menawan itu :D (ketahuan deh, penggemar drama Korea :p)

Kemudian ratingnya di Goodreads cukup bagus, termasuk beberapa review dari rekan-rekan blogger buku yang juga memberikan opini yang cukup menarik atas buku ini.

Hal yang disukai dari buku ini?

Cerita cinta yang manis dan luar biasa. Ya, untuk ukuran Park dan Eleanor yang baru 16 tahun, menurut saya mereka luar biasa. Park sungguh-sungguh mencintai Eleanor. Mudah untuk jatuh cinta pada Park yang tampan, anak baik-baik dan berasal dari keluarga sempurna. Tapi sungguh suatu hal yang mengagumkan bahwa Park yang justru lebih dulu jatuh hati pada Eleanor yang aneh, dan dari sudut manapun tidak bisa dimasukkan dalam golongan cewek-cewek yang populer di sekolah. Bandingkan dengan pacar pertama Park, Tina, yang merupakan cewek populer nomor satu. Eleanor benar-benar bumi dan langit dibandingkan dengan Tina.

Saya menyukai cara Park bermetamorfosis dari "terganggu dan sebal dengan Eleanor karena keanehannya", kemudian berubah menjadi "rasa tidak enak karena telah merasa terganggu dan sebal - dan mungkin seharusnya ia bersikap lebih ramah", lalu menjadi "ramah dan berusaha berkawan", sampai akhirnya "jatuh cinta". Seiring setiap perubahan perasaannya, Park berkembang menjadi lebih dewasa, sampai akhirnya ayah Park (yang selama ini selalu menganggap Park lebih tampak seperti anak perempuan dibanding anak lelaki) akhirnya melihat Park sebagai seorang lelaki. 


Saya suka bagian ketika Park berkelahi demi membela Eleanor, juga bagian ketika Park nekat mengantar Eleanor ke negara bagian lain demi melarikan diri dari ayah tirinya. Di kedua bagian itu, ayah Park seolah mendukung Park sepenuhnya (tidak seperti pada hal-hal lain terkait Park), mungkin karena ayahnya melihat bahwa melalui cinta dan pembelaannya pada Eleanor, Park telah berubah menjadi lelaki dewasa.

Untuk anda yang ingin merasakan kembali "debar-debar cinta pertama", kisah Eleanor dan Park bisa membawa anda kembali ke masa-masa itu. :)

Hal yang kurang disukai dari buku ini?

Terjemahannya. Dalam beberapa bagian terjemahannya kurang baik dan kurang pas, sehingga beberapa momen yang harusnya penting dan "mengena" jadi tidak terasa "mengena". Contohnya adalah quote di atas, dalam bahasa Inggris feel-nya dapet banget, tapi begitu baca novelnya (terjemahan), pas bagian itu saya malah bingung sendiri karena kurang pas diterjemahkan. Hal yang sungguh disayangkan karena sepertinya buku ini bertaburan kalimat indah yang semi puitis, tapi pas diterjemahkan, terjemahannya nggak dapet feel-nya.

Karakter favorit: 

Banyak. Park, Eleanor, ayah dan ibu Park. Semua keluarga Park (kecuali adiknya Josh yang menyebalkan - meskipun tidak terlalu menyebalkan juga) nyaris sempurna.

Berapa bintang:
Kisah cinta yang indah dan layak dibaca. Bagi anda yang menyukai genre romance, buku ini bisa menjadi pilihan. Saya sendiri turut tertawa, berdebar, sedih dan jatuh hati di beberapa bagian buku ini. Untuk buku ini saya memberikan rating empat bintang.


post signature

No comments:

Post a Comment